Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dr. Yana Yanti Suleman SH, MH, M.KM menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam kegiatan Seminar Literasi Parenting yang diselenggarakan oleh BKOW di Aula Prof Kadir Abd samad Universitas Negeri Gorontalo, kamis 19 Juni 2025. dalam kegiatan ini hadir Ketua Bhayangkari Daerah Gorontalo Ny. Wiraksi Eko Wahyu juga sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, Kepala Dinas menegaskan bahwa keluarga dan sekolah merupakan dua pilar utama dalam membentuk karakter dan kecerdasan literasi anak sejak dini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara orang tua dan guru dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, tidak hanya secara akademik, tetapi juga secara emosional, sosial, dan moral. Ia menyampaikan sejumlah isu krusial terkait kondisi anak di daerah seperti Menurut data tahun 2023, angka anak tidak sekolah masih cukup tinggi terutama pada jenjang pendidikan menengah. Untuk tingkat SD/sederajat, tercatat 0,68% anak laki-laki dan 0,66% anak perempuan tidak bersekolah. Angka ini meningkat signifikan pada jenjang SMP, yakni 7,97% untuk laki-laki dan 5,86% untuk perempuan. Kondisi lebih memprihatinkan terlihat di jenjang SMA/sederajat, dengan 23,78% anak laki-laki dan 19,34% anak perempuan tidak melanjutkan pendidikan.
Selain itu, sebanyak 23.303 anak di provinsi ini belum memiliki akta kelahiran, sebuah dokumen penting yang menjadi dasar identitas dan akses terhadap berbagai layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan
Kepala Dinas juga menyoroti tantangan sosial budaya yang turut mempengaruhi tumbuh kembang anak. "Pola asuh yang tidak tepat dapat berdampak pada kepercayaan diri, kemampuan sosial, hingga kesehatan mental anak. Di sinilah pentingnya komunikasi yang efektif di dalam rumah, serta peran aktif ayah dalam pengasuhan," ungkapnya.
ia juga menyoroti perlunya peningkatan literasi digital bagi orangtua agar mampu mengawasi dan mendampingi anak dalam era digital yang penuh tantangan sekaligus peluang.
Ibu Kapolda juga membagikan beberapa tips praktis kepada peserta seminar, seperti pentingnya membangun komunikasi terbuka dengan anak, menerapkan pola asuh yang empatik, serta mengenali tanda-tanda awal gangguan emosi yang mungkin dialami anak.
"Menjadi orang tua di era sekarang menuntut kita untuk terus belajar, termasuk belajar memahami dunia anak. Ketika anak merasa dipahami, ia akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dengan sehat dan kuat, " tuturnya.
Di akhir penyampaiannya, Kepala Dinas menegaskan bahwa investasi terbaik dalam pembangunan adalah membangun anak-anak hari ini dengan nilai, keterampilan, dan lingkungan yang mendukung. "Karena mereka adalah pemimpin masa depan," ujarnya.